Silaturrahmi dan Perpisahan BPBD Kaltim dan Kafilah Kalsel.
SAMARINDA - Berada di Kota Samarinda serasa di daerah sendiri. Begitu dirasakan Kafilah Banua Kalimantan Selatan (Kalsel) ketika mengunjungi Museum Samarinda.
Dari kunjungan itu diketahui, di Kota Tepian dari sejak dulu kala juga sudah banyak bermukim Suku Banjar. Percakapan sehari-hari penduduk juga lazim berbahasa Banjar, tidak terkecuali juga digunakan oleh suku lain dalam pergaulan yang harmonis.
Dalam perjalanan sejarahnya, kota ini bahkan beberapa kali dipimpin Urang Banjar seperti Wali Kota Kadrie Oening yang juga disebut Bapak Perintis Pembangunan Samarinda yang kini juga diabadikan sebagai nama jalan dan stadion tempat Arena Utama MTQN XXX. Juga ada Wali Kota Anang Hasyim dan Wakil Wali Kota Nusyirwan Ismail yang diabadikan sebagai nama jalan. Lainnya ada Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie sebagai nama jalan dan rumah sakit daerah (RSUD) Provinsi Kaltim dan Gubernur M Ardans yang diabadikan sebagai nama ring road. Selain itu masih banyak lagi lainnya di kabupaten dan kota se-Kaltim karena banyaknya suku Banjar yang bermukim di provinsi ini. Kini penduduk Banjar mewarnai kehidupan sekitar 15 persen dari lebih 4 juta penduduk Kaltim.
Sejarah Banjar tersebut dapat diketahui di Museum Samarinda yang terletak di Jl Bhayangkara atau sekitar area bundaran Tanan Kota Samarendah.
Museum tersebut selama MTQN XXX menjadi satu bagian dari city tour dan cukup banyak diminati selain susur Sungai Mahakam, Desa Budaya Pampang dan ke Museum Mulawarman di Tenggarong dan kunjungan ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Museum ini penting dikunjungi, terutama bagi anak-anak generasi sekarang, bahwa di Samarinda juga terdapat kaitan sejarah dan hubungan emosional dengan Banjar Kalsel," kata Hidayaturrahman, dari Kafilah Kalsel.
Selama mtq, Kafilah Kalsel mendapat pelayanan LO Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim.
Prestasi Kalsel berada di peringkat ke-7 dengan mengumpuljan 94 poin atau di bawah Riau dan di atas Sumatera Utara.*
(Hadri/Humas LPTQ Kaltim).
Foto-foto Dokumentasi
Hidayaturrahman.
LO BPBD Kaltim.